5 Langkah untuk Mencapai Kebebasan Finansial
Halo, Selamat Pagi, Siang, Sore dimanapun dan kapan pun kalian bearada. Kali ini kita akan membahas sesuatu yang menarik, yakni tentang kesadaran finansial. Oke, apa itu kesadaran finansial? Secara sederhana Kesadaran Finansial adalah dimana kita sadar bahwasannya “uang” harus direncanakan, di atur dan di gunakan dengan sebaik mungkin untuk mencapai kesejahteraan jangka panjang.
Ada pepatah mengatan “Penyesalan selalu datang belakangan”. Banyak sekali orang di usia 30-an menyesal dan berharap “andai dulu saat aku masih berusia 20-an, aku sudah memiliki kesadaran finansial”. Oke jadi mari kita bahas lebih lanjut.
Untuk orang awam, kesadaran finansial dapat di deskrispikan dengan 5 tahap pengolahan uang, yakni; Menghasilkan, Membelanjakan, Menabung, Menyisihkan untuk dana Darurat dan Berinvetastasi.
1. Menghasilkan
Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan jangka panjang tentunya kita harus memiliki penghasilan yang stabil. Terdapat 2 jenis penghasilan yakni penghasilan aktif dimana kita menukarkan tenaga, pikiran dan waktu kita dengan uang.
Dan penghasilan pasif adalah dimana kita mendapat pemasukan tanpa menukarkan apapun alias nggak ngapa-ngapain. Penghasilan aktif dapat di gambarkan dengan “Bekerja” sedangkan penghasilan pasif biasanya didapatkan dari hasil usaha yang sudah fully automated dan investasi.
Baca Artikel Tentang “Membangun Passive Income Mulai Sekarang!” (Segera diupdate)
2. Membelanjakan
Banyak orang beranggapan bahwa setelah mendapat gaji, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyisihkan uang untuk menabung. Hal ini tidak sepenuhnya salah, tapi alangkah lebih baik jika kita membuat perencanaan belanja begitu kita mendapatkan gaji.
Bijak dalam berbelanja merupakan hal yang sangat penting dalam proses mencapai kesejahteraan finansial. Banyak pemuda yang beranggapan bahwa “Selagi masih muda kita harus bersenang-senang karna nanti belum tentu bisa”.
Kita secara tidak langsung sebenarnya sadar bahwasanya apa yang kita beli kebanyakan bukan dari apa yang kita butuhkan, melainkan apa yang kita inginkan. Dalam perencanaan belanja yang baik, kita dapat membagi uang kita dalam beberapa katergori.
Misalkan 30% untuk biaya hidup, 20% Transportasi, 20% untuk menabung, 15% untuk Jajan dan 10% untuk dana darurat serta 15% untuk investasi.
Baca Artikel Tentang „Cara Menyusun Rencana Keuangan (Download Aplikasi Excel)“ (Segera diupdate)
3. Menabung
Banyak dari kita beranggapan bahwa jika kita “Menyimpan Uang” baik itu di celengan atau Bank, berarti kita sudah menabung. Hal ini kurang tepat karna definisi dari Menabung itu sendiri adalah “Menyisihkan dan Menyimpan Sebagian Uang untuk Tujuan (Keinginan) Jangka Panjang”. Contohnya jika kita menabung untuk membeli mobil, menabung untuk membeli rumah, menabung untuk menikah, dan lain sebagainya.
Jika kita hanya menyimpan uang tanpa tujuan yang jelas, maka uang yang kita simpan tersebut bisa saja kita pakai kapanpun dan dalam situasi apapun. Namun berbeda jika kita menabung dengan tujuan yang jelas, maka secara psikologi kita akan lebih menahan diri untuk menggunakan uang tersebut.
Baca Artikel Tentang „Cara Kaya Hanya dengan Menabung“ (Segera diupdate)
4. Menyisihkan Dana Darurat
Apa itu dana darurat? dan Kenapa kita perlu dana darurat? Sesuai namannya, dana darurat merupakan alokasi uang untuk keadaan darurat atau keadaan tidak terduga. Jika di poin 2 kita sudah merencanakan anggaran belanja dan di poin 3 kita sudah menabung untuk tujuan jangka panjang kita, tentunya akan sulit jika tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga.
Jika kita tidak memiliki dana darurat ini, bisa jadi kita akan memakai uang belanja kita dan atau uang tabungan kita yang nantinya akan mengacaukan perencanaan keuangan bulanan. Misalkan tiba-tiba kendaraan kita mogok atau terjadi kecelakaan dan hal-hal yang tidak terduga lainnya. Kita dapat meggunakan uang darurat ini tanpa harus mengganggu perencanaan keuangan kita.
Hal tidak terduga seperti ini tidak sering terjadi, sehingga kita bisa menyimpan dana darurat ini dalam jangka panjang. Jadi apabila terjadi hal yang tidak terduga, kita sudah siap.
5. Berinvestasi
Apa itu investasi? Dan apa bedanya dengan menabung? Jika menabung adalah “Menyimpan uang untuk tujuan jangka panjang” lain halnya dengan Investasi. Investasi adalah “Membeli sebuah asset baik fisik maupun non fisik untuk kepentingan jangka panjang”.
Kita tahu bahwasanya uang selalu mengalami inflasi. Setidaknya uang terinflasi 12% setiap tahunnya. Jika kita bandingkan dengan bunga Bank yang rata-rata hanya 5% pertahun dan tentunya di potong dengan biaya administrasi, maka kita kehilangan nilai uang kita sebanyak kurang lebih 7% setiap tahunnya.
Jika hari ini kita bisa beli bakso dengan harga 10.000 rupiah, 10 tahun kemudian bisa jadi harga bakso naik sampai dengan 30.000 rupiah per porsinya. Sebenarnya bukan harga baksonya yang naik, tapi nilai uangnya yang terus turun.Untuk melawan inflasi, maka kita perlu untuk berinvestasi.
Instrument investasi sangat beragam. Terdapat 3 jenis instrument investasi, antara lain; Properti, Logam Mulia, dan Surat Berharga. Untuk investasi dengan jumlah besar yang paling aman adalah investasi property, karena seiring waktu nilai asset properti selalu naik. Logam Mulia cocok untuk kita yang mencari kestabilan harga. Dan asset dalam bentuk surat berharga lebih fleksibel dan potensional di era digital sekarang ini.
Baca Artikel Tentang „Macam Instrumen Investasi Beserta Kelebihan dan Kelemahannya“ (Segera diupdate)
Lalu bagaimana cara untuk berinvestasi? Di era digital ini sangat banyak opsi investasi untuk pemula. Investasi paling sesuai untuk belajar adalah reksadana. Apa itu reksadana? Dan kenapa reksadana?
Reksadana adalah instrument investasi surat berharga yang bersifat “kumulatif” dimana peserta investasi dapat berpartisipasi dengan uang yang minimal dan di atur oleh manager investasi yang kompeten. Sederhananya kita hanya perlu menyetorkan uang dan sisanya akan diurus oleh manager investasi.
Yang menarik lagi dari instrument surat berharga yakni sistem bunga berbunga atau compound interest. yang dimana jika kita menabung 10 juta dengan kemungkinan return 12% maka di tahun berikutnya uang kita akan menjadi 11.200.000 dan di tahun berikutnya return 12% di aplikasikan ke jumlah uang terakhir yakni 11.200.000. Dana tersebut akan terus menggulung dan akan sangat efektif untuk melawan inflasi.
Oke jadi itu tadi 5 tahap perencanaan keuangan untuk kamu yang baru belajar tentang kesadaran finansial. Untuk para generasi muda mari kita melek finansial. daripada nanti saat berusia 30 tahun kita berandai-andai “andai dulu saat aku berusia 20 tahun aku melakukan ini ini ini…” lebih baik kita yang sekarang berusia 20 tahun-an menyiapkan “hal-hal yang aku di usia 30 tahun akan berterimakasih”.
Sekian untuk materi kali ini, semoga bermanfaat dan menginspirasi banyak orang. Jika kalian suka dengan artikel kali ini atau kalian memiliki pertanyaan seputar kesadaran finansial, silahkan tinggalkan pesan di kolom komentar dibawah ini! Salam Sukses, Salam Mahasiswa!