Cara Membuat Portofolio Content Writer Profesional dalam 4 Langkah Mudah!
Di era digitalisasi ini content writer merupakan pekerjaan yang sangat dibutuhkan. Jika dulu penulis identik dengan karya fiksi atau berita, kini penulis memiliki banyak peran terutama dalam dunia digital marketing. Salah satunya yakni content writer. Nah, di artikel kali ini kita akan membahas cara membuat porofolio content writer.
Apa itu Portofolio Content Writer?

ilustrasi content writer
Apa sih portofolio content writer itu? Secara sederhana portofolio content writer merupakan bukti dan rekam jejak kamu sebagai seorang content writer. Mulai dari berapa lama kamu menulis, dimana saja kamu pernah mempublikasikan tulisanmu, sampai dengan contoh artikel yang sudah kamu tulis. Nah, portofolio ini yang nantinya menjadi pertimbangan suatu individu, brand atau perusahaan untuk meng-hire kamu atau tidak.
Karakteristik Portofolio Content Writer yang „Stand Out“

ilustrasi content writer yang stand out
Kamu harus tahu bahwa mungkin ada ratusan ribu sampai jutaan content writer yang jadi sainganmu. Lantas bagaimana kamu bisa bersaing? Kamu bisa menonjolkan diri melalui portofolio content writer yang unik dan profesional. Dibawah ini terdapat 4 kriteria portofolio content writer yang „Stand Out“ :
- Keberagaman Jenis Konten yang Pernah di Tulis
- Profesionalitas dan Kualitas Konten
- Kepakaran Spesifik (Niche) yang Paling Kamu Kuasai
- Jam Terbang dan Improvement
4 Langkah Cara Membuat Portofolio Content Writer
Banyak cara untuk membuat portofolio content writer. Namun untuk mendapat kesan terbaik dan profesional, kamu bisa membuat portofolio dalam bentuk website. Di website tersebut, kamu bisa menulis artikel dan rekam jejak karirmu di bidang content writing.
Eits, buat kamu yang tidak bisa membuat website, jangan takut! Sekarang ini banyak template dan plug-in yang bisa kamu download secara gratis untuk membuat website. Oke langsung saja ini dia 4 langkah cara membuat portofolio content writer :
1. Buat Website Portofolio

ilustrasi pembuatan website
1.1 Tentukan Nama Domain
Untuk membuat website portofolio, kamu harus memilih nama domain terbaik yang merepresentasikan diri kamu. Misal saja aku memiliki website dengan domain Arjun.id. kamu bisa menyewa nama domain diberbagai platform penyedia domain seperti Google Domain atau Domainesia. Loh Jun, kenapa gak pakai domain gratis aja? Misal Arjunidam.blogspot.com gitu?
Secara pribadi aku menyatakan, jangan! Domain atau subdomain gratis sangat mudah didapatkan serta dibuat oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Akibatnya kesan profesionalitas website kamu akan diragukan.
1.2 Tentukan Platform Website
Untuk kamu yang awam banget sama website, kamu bisa membuat website gratis di Blogger dan set-up nama domain kamu ke website yang sudah kamu buat. Kamu juga bisa mencari template gratis untuk merubah tampilan website kamu menjadi lebih profesional. Selain itu, kamu juga bisa membeli template premium untuk beberapa fitur tertentu.
Nah, untuk kamu yang sudah mahir dalam dunia website, akan lebih baik untuk menggunakan wordpress self hosted. Kamu bisa menyewa hosting kelas individu dengan spesifikasi sesuai kebutuhanmu di berbagai platform penyedia hosting.
1.3 Buat Halaman Portofolio
Selanjutnya kamu bisa membuat halaman portofolio di website kamu. Halaman ini bisa berisikan identitas diri kamu, kontak yang dapat dihubungi, serta list project, kerja sama dan konten yang pernah kamu buat. Kamu juga bisa mendownload template halaman portofolio secara gratis atau membeli versi premium di berbagai platform seperti Envato atau Elementor (untuk pengguna WordPress self Hosted).
2. Cari Peluang Guest Post
Setelah membuat website, kamu bisa mulai mencari peluang guest post untuk menambah rekam jejak kamu. Guest post merupakan jenis artikel dimana kamu menulis secara sukarela untuk website lain. Kamu menemukannya di berbagai forum diskusi blogger dan content writer. Atau, kamu juga bisa menemukan peluang guest post melalui mesin penelusuran Google.
3. Tulis Sebanyak Mungkin dengan Kualitas Terbaik

ilustrasi content writer yang lelah
Selanjutnya kamu bisa mulai menulis di website kamu sendiri dan guest post untuk website lain. Tulis sebanyak mungkin dan tetap kosisten. Eits, tapi jangan berlebihan ya! Ambil target yang realistis dan achievable. Misal saja 1 hari 1 artikel. Ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan konsitensi tulisanmu.
4. Coba Menulis untuk Lembaga Nonprofit

ilustrasi kegiatan bakti sosial
Selain Guest Post, kamu juga bisa menjadi content writer relawan untuk lembaga non profit. Misal saja lembaga pendidikan, lembaga sosial dan sebagainya. Selain menambah rekam jejak, kamu juga memiliki peluang untuk mendapat relasi baru. Selain itu menulis untuk lembaga nonprofit mendorong kamu keluar dari zona nyaman dan menambah diversity konten kamu.
Pastikan juga untuk selalu update portofolio kamu. Nah itu tadi artikel cara membuat portofolio content writer profesional. Jadi, bagaimana pendapatmu tentang artikel ini? Coba tulis di kolom komentar! Aku Arjun dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!