Tips Cuan Investasi Bagi Pemula untuk Mencapai Tujuan Finansial Kamu!

Saat mendengar kata investasi, apa yang terlintas dipikiranmu? Tabungan jangka panjang, simpanan sekolah anak dan Tunjangan hari tua. Secara singkat „Tabungan“. Tapi tahu gak sih bahwa tabungan dan investasi merupakan dua hal yang berbeda? Oke mari kita bahas!

Mengenal Apa itu Investasi

Tips Cuan Investasi Bagi Pemula untuk Mencapai Tujuan Finansial Kamu!

Konsep Investasi

Investasi adalah Aset yang dibeli untuk mendapat keuntungan atas kenaikan nilai (Apresiasi) dari asset tersebut untuk memenuhi tujuan jangka panjang. Dari definisi tersebut kita mendapatkan 3 kata kunci yakni; Aset, Kenaikan nilai dan Tujuan jangka panjang.

Selama suatu hal memenuhi 3 poin tersebut, maka sah untuk disebut investasi. Sebagai contoh kita membeli tanah seluas 100 meter persegi. Kita semua sepakat bahwa tanah merupakan aktiva tetap dalam tanda kutip “Aset”. Berbeda dengan aktiva tetap pada umumnya, tanah tidak mengalami depresiasi atau penurunan nilai. Justru seiring berjalannnya waktu, nilai asetnya semakin naik.

Terakhir, kenaikan harga tanah terbilang stabil namun lambat. Disini kita bisa sepakat bahwa tanah merupakan instrumen investasi yang sangat aman dan „pasti“. Bagamiana pendapatmu tentang contoh diatas? Coba tulis juga contoh lain di kolom komentar!

Kenali Apa Tujuan Investasimu

Mengenali tujuan investasi merupakan hal yang sangat penting. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi instrumen investasi apa yang paling cocok untuk kamu. Di bawah ini saya sudah menuliskan beberapa tujuan umum investasi dan kriteria instrumen yang cocok dengan tujuan tersebut ;

1. Menyimpan Uang

Menyimpan Uang

Bicara soal uang, kita pasti mengenal istilah inflasi. Dikutip dari Tradingeconomics.com; Indonesia sendiri memiliki rata-rata inflasi 9,11%. Artinya jika hari ini kamu bisa beli bakso dengan harga Rp.15.000, 10 Tahun mendatang mungkin kamu butuh kurang lebih Rp.150.000 untuk membeli semangkuk bakso.

Jangan keget dengan kalkulasi sederhana tadi, jika kita tanyakan ke ayah, ibu, kakek dan nenek kita, pada tahun 90-an harga bakso hanya Rp.5-20 perak. Disini kita tahu bahwa inflasi adalah hal yang nyata dan “mencuri” uang kita tanpa kita sadari.

Artinya, hanya dengan menabung kamu tetap kehilangan banyak uang. Meskipun kamu menyimpan di deposito, bunga rata-rata deposito hanya 5% pertahun. Dengan kata lain, kamu tetap kehilangan 4,11% uang kamu setiap tahunnya. Kriteria investasi paling sesuai untuk tujuan menyimpan uang ini adalah memiliki Return of Investment minimal 1% perbulan atau 10% per tahun dan memiliki resiko kecil. Contoh investasi paling sesuai untuk tujuan ini adalah Reksadana Saham.

2. Menggulung Uang

Compound Interest

Compound Interest

Dalam dunia investasi kita akan mengenal istilah compound interest atau dalam bahasa Indonesia berarti bunga berbunga. Dari kata kunci “tujuan jangka panjang” kita bisa tahu bahwa investasi memiliki sebuah instrument ajaib yang bisa “melipat gandakan” uang kamu. Instrument ini bernama Waktu. Sebagai gambaran kamu bisa lihat chart net worth Warren Buffett dari waktu ke waktu.

Net Worth Warren Buffett

Net Worth Warren of Buffett

Dari chart diatas kita bisa tahu bahwa semakin lama sebuah investasi, maka semakin besar pula compound interest yang dihasilkan. Sebagai contoh, misal kamu memiliki komitmen untuk berinvestasi dalam bentuk saham senilai Rp.3.000.000 tiap bulannya dengan asumsi return of investment 12% per tahun.

Dalam 10 tahun yang harusnya kamu hanya dapat mengumpulkan Rp.360.000.000 dengan menabung, kamu bisa mengumpulkan uang senilai Rp700.017.229 yang hampir 2 kali lipatnya dengan investasi tersebut. Nah sesuai dengan contoh diatas, karna kamu memiliki interval waktu yang panjang, kamu bisa memilih investasi bersifat Long Term Investment.

3. Menghasilkan Passive Income

Pasif Income

Passive Income

Ada juga diantara kita ingin memulai investasi dengan tujuan membangun passive income dimana kamu gak harus ngapa-ngapain dan bisa menghasilkan uang. Terdengar Too Good to be True, namun mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, kamu harus memilih instrument investasi yang memiliki potensi income serta nilai asetnya cenderung tetap atau naik.

Misal saja investasi property. Investasi jenis ini amat diminati oleh generasi Baby boomer dan beberapa generasi sebelum dan sesudahnya. Ambil contoh, Kos-kosan. Nilai assetnya yakni tanah dan bangunan cenderung tetap atau bahkan naik. Namun tidak hanya itu, kos-kosan dapat disewakan dan menghasilkan passive income.

Ada juga contoh lain seperti Saham dimana kamu bisa mendapatkan deviden bergantung dengan persentasi kepemilikan saham kamu. Sampai disini kita bisa paham bahwa investasi untuk menghasilkan passive income tidaklah murah tapi cukup menjanjikan.

4. Dana Pensiun

Dana Pensiun

Retirement saving and pension planning

Setiap orang pasti memiliki rencana hari tua setelah pensiun kerja. Idenya adalah untuk memiliki cukup uang untuk dapat hidup dan menikmati hari tua. Untuk memilih investasi dana pensiun, kita harus menghitung terlebih dahulu perkiraan pengeluaran kita tiap bulan saat tua nanti. (Akan kita bahas di artikel lainnya : Cara Menghitung dan Mempersiapkan Dana Pensiun).

Terlebih dahulu kita harus memilih bentuk investasi yang tepat. Investasi yang cocok untuk tujuan jangka panjang, stabil dan memiliki return of investment setidaknya 12%. Contoh investasi yang cocok untuk tujuan ini adalah reksana saham.

 5. Mencapai Goals Finansial

Goals Finansial

Goals Finansial

Ada sebagian dari kita ingin menabung untuk beli rumah, beli mobil atau biaya nikah. Tapi denger-denger kita bisa dapet uang lebih cepat dengan investasi. Ya benar! Kamu bisa membeli instrument investasi dengan kriteria jangka pendek, low risk maximum return.

Biasanya instrument dengan kriteria tersebut berbentuk surat hutang atau obligasi. Sederhananya kamu bisa coba reksadana penghasilan tetap yang terdiri dari instrument surat hutang negara dan obligasi lainnya.

Kenali Profil Risiko Kamu

Profil Resiko

Profil Resiko

Setiap orang memiliki profil risikonya masing masing. Secara sederhana, profil risiko adalah seberapa besar toleransi kamu dalam kehilangan uang di investasi. Tentu investasi tidak selalu untung. Ada kalanya portofolio kamu akan berwarna merah darah. Nah besaran kerugian ini tergantung dengan instrument investasi yang kamu pilih. That’s why ada sebuah istilah bernama High risk high return.

Jangan sampai kamu memilih instrument investasi yang tidak sesuai dengan profil risiko kamu. Jika kamu takut kehilangan uang tapi memilih intrumen investasi high risk, kamu bisa jantungan dan terlilit masalah keuangan. Begitu juga untuk kamu yang sudah siap secara finansial dan lebih agresif namun memilih instrument investasi dengan slow return, kamu akan kehilangan opportunity yang mungkin bisa kamu dapatkan.

Untuk menentukan profil risiko kita akan melihat 2 faktor, yakni seberapa besar ekspektasi kamu untuk profit, dan seberapa besar toleransi kamu atas kerugian. Nantinya dari 2 faktor tersebut akan terbentuk 3 jenis profil risiko yakni :

1. Konservatif

Seperti namanya, profil risiko konservatif sangat tidak toleran terhadap kerugian investasi. Jika kamu merasa lebih mementingkan keamanan dana investasi maka kamu masuk kedalam profil risiko ini.

2. Moderat

Profil risiko moderat merupakan profil risiko yang sesuai untuk kamu yang ada di tengah tengah. Kamu memiliki ekspektasi yang cukup tinggi namun ingin menekan resiko sebesar mungkin. Normalnya profil risiko moderat cocok untuk kamu yang ingin berinvestasi jangka panjang.

3. Agresif

Untuk kamu yang memiliki ekspektasi besar atas profit disertai dengan kesiapan finansial untuk menanggulangi lost atau kerugian, maka profil risiko agresif adalah profil risiko yang cocok untuk kamu.

Pilih Instrumen Investasi yang Paling Sesuai

Profil Resiko

Profil Resiko

Setelah mengenal tujuan investasi dan profil risiko, selanjutnya kamu harus memilih instrument investasi paling seuai dengan tujuan dan profil risiko investasi kamu. Adapun terdapat setidaknya 5 instrumen investasi yang harus kamu tahu yakni :

1. Logam Mulia (Emas)

Logam mulia dalam kebanyakan kasus yakni emas, dinilai sebagai mata uang yang paling stabil pada masanya. Dari tahun ke tahun kita dapat mengetahui bahwa harga emas terus melabung tinggi. Padahal secara konsep agak kurang tepat. Nilai emas itu sendiri tetap dan mata uang kitalah yang menurun nilainya oleh inflasi.

2. Properti

Properti merupakan instrument investasi dengan budget yang cukup besar namun memiliki prosepek jangka panjang yang bagus. Nilai asetnya cenderung tetap atau naik dan kamu bisa mendapatkan passive income dengan cara menyewakannya.

3. Obligasi (Bonds)

Obligasi atau secara sederhana dapat kita artikan sebagai surat perjanjian hutang. Dimana pihak penerbit obligasi akan menjual surat tersebut dengan bunga sesuai yang dijanjikan. Biasanya surat obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah. Obligasi merupakan salah satu instrument investasi paling aman dan stabil namun memiliki unsur riba.

4. Reksadana

Reksadana merupakan sebuah instrument investasi yang memiliki sistem “Urun dana”. Dimana jika kita membeli saham, kita diharuskan membeli dengan jumlah minimal keliapatan lot tertentu. Hal tersebut membuat saham menjadi instrument investasi yang cukup mahal. Selain itu untuk kamu yang pemula dan tidak memiliki wawasan, kerugian merupakan hal yang sangat mungkin terjadi.

Dengan konsep urun dana di reksadana, kamu tinggal menyetor uang yang nantinya akan di atur oleh manager investasi dan digabungkan dengan dana investor lainnya. Selain praktis, murah dan mudah, reksadana juga masuk kedalam pengecualian PPH.

 5. Saham (Stocks)

Saham merupakan surat berharga tanda kepemilikan suatu perusahaan. Harga saham ini bersifat fluktuatif mengikuti supply and demand pada pasar. Idealnya semakin lama, harga saham yang kamu miliki akan bertumbuh seiring dengan waktu dan minat pasar atas saham perusahaan tersebut.

Selain itu kamu juga dapat menghasilkan passive income berupa deviden. Namun dari sekian banyak instrument investasi, saham merupakan instrument paling fluktuatif. Dalam hal ini kamu bisa berpeluang mendapatkan banyak profit namun juga peluang loss yang sama.

Kombinasikan Portofolio

Kombinasikan Portofolio

Kombinasikan Portofolio

don’t put all your eggs in one basket” – Miguel de Cervantes. Idiom tersebut merupakan sebuah idiom yang sangat popular diantara para investor. Investasi merupakan sebuah media yang tidak pasti dimana kamu bisa saja profit namun juga bisa loss.

Dalam hal ini jangan menaruh uang di satu tempat yang sama. Kamu bisa mendistribusikan uang kamu ke berbagai macam instrument investasi, sehingga saat salah satu instrument investasi mengalami terjun bebas, kamu memiliki safety net.

Lalu dalam dunia investasi, kapanpun itu akan selalu ada investasi yang naik. Maksudnya adalah dalam kondisi apapun pasti ada instrument investasi yang mengalami peningkatan. Contoh saat resesi harga saham turun habis habisan, namun harga emas naik. Atau pada saat harga emas turun dan terjadi depresi ekonomi besar-besaran, muncul crypto currency yang naik daun.

Intinya sebagai investor kita harus terus belajar! Oke saya rasa cukup untuk artikel kali ini. Jika kamu merasa artikel ini bermanfaat, silahkan share artikel ini ke sosial media agar teman-teman kamu juga ikut merasakan manfaatnya!

Saya Arjun dan Salam Mahasiswa!