Tutorial Riset Keyword Step by Step Tingkatkan Traffic dalam 14 Hari
Keyword atau kata kunci penelusuran merupakan serangkaian kata yang digunakan oleh user atau audience untuk mencari sesuatu di mesin penelusuran seperti Google. Kata kunci bisa berupa apapun mulai dari Resep Masakan, Referensi Perkuliahan, Info Kesehatan dan lain sebagainya.
Sebagai content writer, penting bagi kita untuk mengetahi apa yang audience kita cari. Di Artikel kali ini kita akan membahas cara riset keyword step by step untuk meningkatkan traffic dalam 14 hari.
Tujuan Riset Keyword
Riset Keyword, secara Bahasa dapat didefinisikan sebagai upaya untuk melakukan “Research” atau penelitian guna mendapatkan keyword atau kata kunci ideal. Sama halnya dengan berbisnis atau berjualan, kita perlu tahu apa yang calon customer kita cari. Tentu akan sangat sia-sia jika kita menulis artikel tentang sesuatu yang bahkan tidak dicari oleh siapapun.
Kita content writer pasti memiliki tujuan dalam menulis konten. Tujuan ini bisa bermacam-macam mulai dari produk dan personal branding, edukasi atau sekedar hobby. Apapun tujuannya, tentu kita perlu menyampaikan informasi yang kita miliki kepada audience.
Untuk itu kita perlu mempertemukan tujuan kita dengan apa yang dibutuhkan oleh audience. Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari riset keyword yakni untuk mengetahui keyword atau kata kunci yang paling sesuai dengan tujuan kita.
Memahami Kebiasaan Penelusuran
Untuk mengetahui apa yang dicari oleh target audience, terlebih dahulu kita harus memahami bagaimana kebiasaan penelusuran target audience. Amat banyak metode untuk memahami kebiasaan penelusuran target audience tersebut. Misal saja kita dapat menggunakan fitur Google dari sisi audience yakni mesin penelusuran itu sendiri.
Saat kita mencari sesuatu, Google juga merekomendasikan penelusuran serupa terbanyak dibawah halaman penelusuran. Misal saja kita memiliki bisnis “kursus digital art”. Kita tidak harus serta merta mencari di Google “Tempat Kursus Digital Art“.
Kita perlu mengenali target audience kita dan memposisikan diri sebagai mereka. Kira-kira apa yang akan dicari oleh calon audience? Misal saja „Tutorial Dasar Photoshop“.
Dari hasil penelusuran tersebut kita dapat menemukan istilah penelusuran serupa yang sering digunakan oleh target audience. Tidak hanya itu, terkadang Google juga menyematkan “People also ask…”. Tentu tidak semua penelusuran memiliki sematan seperti itu.
Selain itu terdapat fitur tersembunyi yang menampilakan “People also search…” setelah kalian me-klik salah satu hasil penelusuran dan kembali ke halaman penelusuran.
Hanya dari halaman penelusuran Google ini kita bisa mendapat banyak informasi tentang kebiasaan penelusuran target audience. Di kata kunci ini kita bisa mengetahui bahwa banyak orang yang mencari file PDF untuk dibaca offline. Lalu jika kita kembali ke halaman penelusuran paling atas, kita dapat menemukan fakta bahwa hasil penelusuran teratas berupa video tutorial.
Dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kata kunci tersebut lebih cocok untuk konten berbentuk video dibanding artikel. Tapi kita masih bisa mencoba untuk melihat kata kunci turunan dari keyword tersebut.
Selain dari halaman penelusuran itu sendiri, kita dapat mengamati perilaku target audience melalui sosial media dan grup diskusi serupa. Banyak orang-orang yang bergabung ke Grup Facebook dengan komunitas edukatif.
Hal ini sangat cocok untuk kita jadikan bahan pengamatan dan riset. Biasanya akan banyak orang-orang yang bertanya dan kita bisa menjawab pertanyaan tersebut lewat artikel.
Jenis-Jenis Keyword Berdasarkan Pengguna
Saya pribadi mengkategorikan keyword kedalam 4 kategori. Kategori ini terdiri dari „Tutorial (How to), Pertanyaan (Q&A), Referensi dan Download”. Masing-masingnya memiliki tujuan yang berbeda-beda. Misal saja keyword how to.
Keyword ini biasanya digunakan untuk mencari tutorial untuk melakukan atau membuat sesuatu. Dalam keyword jenis ini calon audience membutuhkan pembahasan detail dan step by step.
Lalu selanjutnya tedapat jenis keyword pertanyaan. Keyword ini biasanya datang dari keingin tahuan atau masalah tertentu. Misal saja seseorang memiliki masalah error saat menjalankan adobe premiere pro.
Salah satu kemungkinannya adalah ia akan menggunakan terms keyword “Bagaimana mengatasi Error (Kode Error) Adobe Premiere Pro CC 2015?”. Saya sudah pernah membahas lengkap tentang jenis keyword berdasarkan fungsinya di artikel Mengenal Keyword Atau Kata Kunci Penelusuran.
Kriteria Keyword Ideal
Untuk menemukan keyword paling ideal, pertama kita harus menentukan kriteria pasti. Kriteria ini nantinya akan menjadi tolak ukur kecocokan dan idealnya keyword. Tentu setiap model bisnis memiliki keyword idealnya masing-masing.
Di sesi ini saya akan memberikan sedikit gambaran kriteria keyword ideal secara luas. Sambil berjalan kalian dapat menentukan kriteria keyword ideal milik kalian sendiri.
Volume Penelusuran Tinggi
Volume penelusuran merupakan angka yang merepresentasikan seberapa banyak suatu keyword dicari dalam kurun waktu tertentu (Biasanya dalam satu bulan terakhir). Semakin tinggi volume penelusuran suatu keyword maka semakin bagus. Meski demikian tingginya volume penelusuran tidak menjamin banyaknya calon audience ke website kita.
Untuk mengetahui besar volume penelusuran dari suatu kata kunci, kita dapat menggunakan tools gratis dari Ubersuggest. FYI Ubersuggest merupakan tools yang dibuat oleh Neil Patel yang merupakan orang paling berpengaruh di Dunia SEO.
Di Ubersuggest ini kita dapat menikmati 3 sesi gratis setiap harinya dan berkesempatan untuk menikmati free trial akses premium selama 7 hari. Oke misal saja kita menggunakan keyword sebelumnya “Tutorial Photoshop”.
Disini kita dapat mengatahui seberapa banyak search volume dari keyword tersebut. selain itu kita juga dapat mengetahui SEO Difficulty dan informasi dasar lainnya. Seperti yang disinggung sebelumnya, besarnya volume penelusuran tidak merepresentasikan traffic yang akan datang ke website kita.
Ada kasus dimana pengunjung tidak akan membuka website kita meskipun website tersebut meranking di keyword dengan volume penelusuran yang besar.
Misal saja keyword gambar, keyword peristiwa, keyword biodata dan keyword lokasi. Biasanya pengguna cenderung akan menggunakan fitur Google lainnya seperti Google Image, Google News dan Google Maps.
Selain keyword tersebut, ada beberapa keyword yang “menurut Google” lebih cocok disampaikan melalui bentuk video dan merekomendasikan hasil penelusuran video seperti di atas.
Lalu ada kasus khusus lainnya seperti penelusuran produk dan penelusuran keyword yang “Ads-able”. Misal saja saat kita mencari “Jersey MU”.
Dikasus keyword tersebut, kita menemukan hasil penelusuran gambar dan hasil penelusuran website Online Shop. Tentu kita tidak akan dapat bersaing dengan keyword tersebut meskipun keyword tersebut memiliki volume penelusuran yang tinggi. Selain itu, ada juga keyword yang ditargetkan oleh banyak pengiklan seperti keyword “Bisnis Online”.
Di kasus tertentu, terkadang Google juga menjawab sendiri pertanyaan dari users dengan memberikan informasi berupa resume artikel. Yang membuat audience tidak harus membuka halaman website atau artikel kita.
Sampai disini kita bisa menyimpulkan bahwa volume penelusuran merupakan kriteria yang penting. Namun kita juga harus bijak dan cermat dalam melihat jenis kata kunci yang kita pilih. Meskipun suatu keyword memiliki search volume yang cukup tinggi, namun terdapat banyak faktor penentu audience untuk membuka website kita atau tidak.
Persaingan Rendah
Kriteria selanjutnya yakni persaingan yang rendah. kita tahu bahwa keyword potensial di-incar oleh banyak orang. Hal ini memang sangat mengganggu mengingat seberapa sulit untuk meranking di suatau keyword.
Tapi adanya kompetitor juga dapat diartikan sebagai hal yang bagus. Tandanya sektor atau Niche yang kita ambil merupakan sektor yang profitable dan potensial.
Idealnya suatu keyword dengan persaingan rendah akan jauh lebih mudah diranking. Kita dapat menggunakan tools SEO untuk melihat persaingan suatu keyword. Misal saja Ubersuggest.
Disini kita dapat melihat bahwa keyword “Tutorial Photoshop” memiliki tingkat kesulitan SEO yang cukup tinggi yakni 47. Kita juga dapat melihat kompetisi suatu keyword langsung di halaman penelusuran Google. misal saja pada keyword “Cara Menjadi Selebgram untuk Pemula”.
Disini kita bisa melihat bahwa keyword tersebut didominasi oleh website yang sudah cukup besar. Kita bisa memastikan seberapa kuat website kompetitor dengan menggunakan Checkmoz.com. disini kita dapat melihat Domain Authority (DA) dan Page Authority (PA) dari suatu website.
DA/PA ini merupakan matriks pihak ketiga yang memperkirakan bagaimana probabilitas sebuah website untuk meranking di Google. Tapi banyak orang yang salah paham dengan DA/PA ini, kalian perlu membaca artikel tentang Mispersepsi Tentang Domain Authority (DA) Dan Page Authority (PA) terlebih dahulu.
Misal saja di penelusuran “Catering terbaik di Surabaya”. Di penelusuran tersebut kita dapat menemukan beberapa nama website yang tidak kita kenal. Kita dapat mencoba cek seberapa kuat website tersebut untuk memperkirakan seberapa sulit persaingan di keyword ini.
Dari sini kalian bisa melihat DA/PA dari website tersebut. Nah kita juga dapat memastikan DA/PA situs kita sendiri dan membandingkan keduanya. Ingat bahwa DA/PA bukanlah metriks resmi dari Google melainkan penilaian dari pihak ketiga.
Prediksi tersebut tidak sepenuhnya akurat, kalian juga dapat menambahkan dengan metriks lain seperti Ahrefs, Semrush dan Ubersuggest. Setidaknya kita memiliki gambaran besar tentang persaingan keyword tersebut.
Saya juga sudah membuat artikel tentang Cara “Mencuri” Keyword Dan Traffic Dari Kompetitor yang perlu kalian baca untuk memahami kompetisi dalam perankingan suatu keyword.
Tingkat Konversi Tinggi
Last but not least, Tingkat Konversi. Tingkat konversi merupakan persentase kemungkinan penjualan/langganan/klik iklan atau kemungkinan pendanaan lainnya. Tingkat konversi ini sangat penting bagi kalian yang membuat konten untuk menjual produk atau jasa.
Selain itu tingginya tingkat konversi ini juga penting bagi kita pejuang Adsense dimana tingginya tingkat konversi juga mempengaruhi Cost per Click atau CPC. Tidak ada tools pasti untuk mengetahui tingkat konversi ini. Kita harus menggunakan Common Sense dan memposisikan diri sebagai audience untuk mengetahu tingkat konversi.
Keyword dengan tingkat konversi yang tinggi normalnya berupa pencarian produk atau jasa secara langsung, seperti “Jasa Service AC Surabaya”. Selain itu terdapat beberapa keyword konversi tinggi seperti review, price list, dan lain sebagainya.
Tentu keyword tersebut memiliki tingkat persaingan yang tinggi serta banyak pengiklan yang siap mencuri posisi pertama dengan membayar sejumlah uang. Lantas bagaimana kita menemukan keyword dengan konversi tinggi tapi persaingan rendah? Edukasi. Ya Edukasi!
Menurut survey, perusahaan yang membagikan konten edukasi memiliki 67% penjualan lebih tinggi dibandingkan yang tidak.
Intinya adalah mungkin sulit untuk mencari keyword dengan volume tinggi, persangan rendah tapi juga memiliki tingkat konversi yang tinggi. Namun kita bisa membidik keyword dengan minat serupa dan memberikan konten edukatif yang nantinya akan menarik audience untuk terjadi konversi.
Misal kita tahu bahwa keyword „Wedding Organizer Surabaya“ memiliki tingkat konversi yang tinggi, namun juga persaingan yang tinggi.
Disini kita dapat membidik keyword yang lebih mudah seperti „Tips Memilih Wedding Organizer dibawah 100 Juta“ atau “Review Wedding Organizer Surabaya”. Kita tidak harus menjual produk kita secara terang-terangan.
Jika artikel kita cukup baik dan bermanfaat, besar kemungkinan audience akan memeriksa portofolia website kita (Jika kasusnya website tersebut memang bernama „Wedding Organizer Surabaya“).
Ingat bahwa penjualan terjadi atas dasar keputusan emosional. Dengan memberikan konten edukasi, kita secara tidak langsung juga membangun kepercayaan terhadap calon customer. Selain itu kita juga bisa menyisipkan produk kita dengan istilah „Rekomendasi…“.
The Power of Long Tail Keyword
Long Tail Keyword merupakan klasifikasi keyword dengan istilah penelusuran yang panjang, volume penelusuran yang tidak terlalu banyak namun sangat spesifik. Normalnya long tail keyword memiliki volume penelusuran berkisar antara 0-1000 penelusuran/bulan.
Banyak orang yang mengetahui tentang Long Tail Keyword ini, namun banyak pemula melakukan kesalahan dengan hanya menargetkan keyword dengan minimum penelusuran 1000.
Hal tersebut tidaklah salah jika mengingat kriteria keyword ideal yang sebelumnya kita bahas. Namun kita juga harus sadar diri dan bisa mengukur gelas kita sendiri. Sebuah mug kecil tidak boleh bersebelahan dengan ember besar.
Mungkin benar kita menarget keyword dengan penelusuran yang tinggi, namun percuma saja jika semua traffic tersebut mengarah ke website orang lain dan bukan website kita.
Normalnya suatu keyword penelusuran memiliki click rasio sebesar 5-15%. Jadi jika sebuah keyword memiliki volume penelusuran sebesar 1000, maka rata-rata traffic perbulan dari 1 keyword adalah 100 click/bulan. Tapi tidak dengan Long Tail Keyword.
Karena keyword dengan volume penelusuran 0-500 dianggap redah, jarang website yang menargetkan keyword tersebut dan berakhir dengan tingkat persaingan yang rendah pula.
Akibatnya presentase click rasio keyword tersebut memiliki rata-rata 10-35%. Yang artinya, sebuah keyword dengan volume penelusuran 300 perbulan, berpotensi mendatangkan rata-rata 67 visitor/bulan. Mungkin angka ini terlihat kecil dan remeh. Tapi jika kita perhatikan dan bandingkan dengan keyword bervolume 1000, potensi visitor tidak jauh berbeda.
Konsistensi Long Tail Keywords
Banyak orang yang melebih-lebihkan apa yang bisa mereka lakukan dalam 1 hari, dan meremehkan apa yang bisa dilakukan dalam satu tahun.
Biasanya pemula akan membidik kata kunci dengan volume penelusuran tinggi dan berpikir muluk-muluk. Akibatnya mereka tidak mendapat apa yang mereka ekspektasikan dan menyerah sangat dini.
Akan berbeda jika kita bicara soal target kecil seperti 50 traffic per bulan per keyword. Dengan ekspektasi kecil ini, kita dapat dengan mudah memenuhi target tersebut. Tentu perlu konsistensi yang panjang. Misal saja, mari kita melakukan kalkulasi “Bodoh”.
Dengan anggapan 1 hari kita membuat 1 konten, dalam 14 hari kita sudah memiliki 14 konten dengan traffic rata-rata 50. Maka kita dapat meningkatkan traffic sebesar 700 visitor/bulan dalam 14 hari dan akan terus bertumbuh seiring waktu.
Dan lagi, semakin banyak keyword yang kita ranking maka akan semakin baik pula website kita di mata Google. setelah memahami konsep diatas, kita dapat mulai ke tahapan yang paling penting yakni membuat konten yang bermanfaat dan disukai pembaca.
Baik saya rasa cukup untuk artikel Tutorial Riset Keyword Step by Step Tingkatkan Traffic dalam 14 Hari kali ini. Semoga artikel kali ini bermanfaat! Jika kalian suka dengan artikel ini atau kalian memiliki pertayaan tentang topik terkait, silahkan tinggalkan pesan di kolom komentar dibawah ini! Saya Arjun dan Salam Mahasiswa!