User Behaviour : Meningkatkan Konversi Website Berdasarkan Kebiasaan Pengunjung
Website kini menjadi media pemasaran yang sangat digemari. Sejak digaungkannya industri 4.0 dan berkembangnya infrastruktur 4G di seluruh dunia, perkembangan digital marketing menjadi semakin pesat. Hal tersebut diperkuat dengan pandemi Covid-19 yang memaksa dunia untuk melakukan segala aktivitas secara online dan mengakibatkan akselerasi digital setara 7 tahun.[efn_note]”Covid-19 has accelerated digital transformation by seven years“. consultancy.uk. 4 Desember 2020. Diakses tanggal 28 September 2021.[/efn_note]

grafik rata-rata peningkatan interaksi digital
Akibatnya jangkauan pasar digital marketing menjadi semakin luas. Selain itu muncul banyak peluang dari permintaan pasar yang tidak dapat dipenuhi secara lokal. Oleh karenanya banyak UMKM maupun bisnis multi nasional berbondong-bondong memasarkan produknya melalui digital marketing, salah satunya dengan membangun website.[efn_note]”The State of Digital Marketing in 2021: How Covid-19 has Influenced Strategy“. Mapp Cloud. 16 Maret 2021. Diakses tanggal 28 September 2021.[/efn_note]
Hampir semua website tersebut memiliki tujuan yang sama yakni untuk menarik traffic dan menimbulkan konversi. Namun tidak seperti toko konvensional dimana kita dapat mengamati dan berinteraksi dengan pembeli secara langsung, pada kasus website kita memiliki akses yang terbatas terhadap calon customer. Oleh karenanya kita tidak dapat melakukan “trouble shooting” terhadap masalah customer di website kita. Akibatnya tidak jarang kita kehilangan calon customer potensial.[efn_note]”eCommerce Vs. Brick and Mortar: The Differences, Pros, and Cons of Each“. Shopivo Blog. 6 September 2019. Diakses tanggal 28 September 2021.[/efn_note]
Apa itu User Behaviour?
Website User merupakan individu yang mengakses, menjelajahi dan berinteraksi terhadap website dan user behaviour tertuju pada orang tersebut. User Behaviour mencakup Semua aksi yang dilakukan oleh visitor pada website mulai dari dimana dan apa yang mereka klik, bagaimana mereka scroll halaman website, dimana mereka bermasalah dan dimana user memutuskan untuk keluar dari halaman tersebut.
Dari user behavior atau kebiasaan pengunjung tersebut, kita dapat mengambil data kolektif dan mengambil beberapa kesimpulan krusial. Misal saja dimana users paling banyak melakukan klik. Dari data tersebut kita bisa paham apa yang users cari di website kita atau teks Call to Action mana yang paling efektif.[efn_note]”How tracking user behavior on your website can improve customer experience“. Hotjar. Diakses tanggal 28 September 2021.[/efn_note]
Mengapa Penting untuk Memahami User Behaviour?
Behaviour merupakan hal yang sangat kompleks dan bervariasi sejalan dengan jenis website dan kebutuhan users. Misal saja users lebih sering menggunakan aplikasi saat mengakses situs e-commerce seperti shopee dan mengakses website pada deskop atau laptop. Perbedaan user behaviour yang terkesan remeh tersebut dapat mempengaruhi banyak aspek dan potensi konversi.
Dari riset behaviour tersebut kita menyimpulkan apa yang users butuhkan dan coba dapatkan dari website kita. Tidak seperti toko konvensional dimana pembeli akan mencoba menanyakan secara langsung. Meskipun terdapat fitur „Hubungi Kami“ atau Live Chat, tidak jarang user lebih memilih untuk keluar dan mencari website lain.[efn_note]”What is user behaviour?“. Worship. 6 September 2017. Diakses tanggal 29 September 2021.[/efn_note]
UX atau User Experience merupakan salah satu pilar fundamental atas kesuksesan sebuah website. Hampir semua orang memiliki ekspektasi tertentu saat hendak mengakses suatu website. Misal saja kita berespektasi bahwa situs yang dikelolah oleh BUMN hendaknya terlihat profesinal. Atau saat kita bicara website fashion, kita berespektasi website dengan tampilan minimalis dengan etalase yang mudah dimengerti. Guna memahami dan memenuhi ekspektasi tersebut, riset user behaviour merupakan salah satu cara paling efektif.[efn_note]”Do you know your user? The importance of user research“. Visual Logic. 31 Januari 2017. Diakses tanggal 30 September 2021.[/efn_note]
Jenis Data User Behaviour
Terdapat dua jenis user behavior yang dapat kita akses berdasarkan tingkat kesulitannya. Yang pertama yakni “Statistic User Behaviour” dimana data yang diperoleh normalnya berbentuk statistik dan data demografis dasar user.[efn_note]”How to measure and understand user behaviour“. Think With Google. Diakses tanggal 1 Oktober 2021.[/efn_note] Kedua yakni “Recorded User Behaviour” dimana data yang diperoleh adalah rekaman realtime pengunjung.[efn_note]”The complete guide to session recordings“. Hotjar. Diakses tanggal 1 Oktober 2021.[/efn_note]
Statistic User Behaviour
Data Statistic User Behaviour dapat diperoleh dengan memasang “Tracker” pihak ketiga seperti Google Analytics. Adapun data jenis Statistic User Behaviour ini adalah :
- Live visitors
- Statistik Pengunjung
- Demografi Pengunjung
- Jenis Perangkat
- Sumber Traffic
- Kecepatan Situs
Recorded User Behaviour
Data Recorded User Behaviour dapat diperoleh dengan memasang “Tracker” pihak ketiga seperti hotjar.com. Normalnya kita perlu mendapatkan izin dari users untuk mendapatkan data tersebut. Adapun data jenis Recorded User Behaviour ini adalah :
- Klik dan pergerakan mouse
- Kedalaman scroll
- Pola navigasi user
Sekaian untuk artikel kali ini. Selanjutnya kita akan melakukan pembahasan lebih dalam melalui studi kasus Memahami Kebutuhan Pengunjung Berdasarkan User Behaviour (Nantikan Updatenya). Semoga artikel kali ini bermanfaat. Saya Arjun dan salam mahasiswa!